Mengenal Karakteristik Suku Mandailing
Indonesia sebagai negara yang dikenal dengan kekayaan suku, budaya, tradisi dan adat istiadat. Indonesia memiliki sebuah suku yang terkenal di kawasan pulau sumatera Utara, tepatnya kabupaten mandailing natal, kabupaten padang lawas utara, yaitu suku batak mandailing. Suku yang dikenal dengan budaya dan tradisi ysng unik serta masyarakat yang menjunjung tinggi nilai moral dan nilai sopan santun.
Suku mandailing bersamaan suku lainnya berimigrasi ke selatan sebelum kedatangan portugis dan belanda ke Sumatera Utara. Penjajahan merupakan penyebab suku Mandailing menjadi bagian dari suku Batak Toba. Akibatnya suku Mandailing melebur menjadi suku Batak Mandailing. Sejauh ini terdapat banyak marga yang diakui sebagai bagian dari suku Mandailing, 15 diantaranya adalah pulungan, Nasution, Lubis, Matondang, Rangkuti, Batubata, Marbun, Harahap, Marbun, Harahap, Dalimunthe, Hutasuhut, Siregar, Hasibuan, Daulay, Pane, dan Pohan.
KARAKTERISTIK SUKU MANDAILING
a. Masyarakat Sosial
Masyarakat mandailing dikenal sebagai masyarakat yang memiliki sosial yang tinggi. Sebagai masyarakat mayoritas penganut agama islam suku ini memandang kekerabatan sesama saudara seiman amatlah penting, Hal ini dapat dibuktikan dengan meninjau partisipasi masyarakat dalam menghadiri berbagai acara dan peristiwa yang terjadi di daerah pemukiman sukunya seperti menghadiri takjiah, mengadakan pengajian, menghadiri kemalangan(melayat), mengunjungi orang yang sedang sakit, dll. Tidak hanya dalam hal peristiwa dan keagamaan masyarakat ini juga cenderung saling tolong menolong dalam bercocok tanam, mereka biasanya ber gotong royong untuk memanen hasil ladang.
b. Masyarakat Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sebutan yang sesuai terhadap masyarakat suku mandailing. Etnosentrisme adalah sikap memiliki unsure-unsur bahwa kebudayaan lain dianggap asing, dengan kata lain mereka cenderung menganggap budayanya adalah budaya yang terbaik, pandangan ini sangat mempengaruhi masyarakat suku Mandailing bahkan mereka cenderung menganggap marga mereka yang paling dari marga lainnya, sebaliknya mereka menganggap seseorang dengan marga yang serupa akan dianggap sebagai saudara kandung atau sebagai orang yang baik dan terpercaya.
c. Menjunjung nilai sopan Santun dan tutur
Suku mandailing juga menjunjung sikap sopan dan santun sebagai hal yang penting. Kita bisa melihat hal ini ketika kita berjalan-jalan ke daerah pemukiman masyarakat suku Mandailing, kita akan menemukan beragam sapaan/tuturan yang digunakan masyarat seperti angkang, eda, tulang, dan banyak lagi. Bukan hanya itu jika kita salah seorang keturuna bermarga biasanya kita akan diajak mengenal silsilah keluarga, mereka menyebutnya martarombo. Hal itu bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan kita dengan orang yang bersangkutan, hal itu dikarenakan mereja sangat mempercayai dengan memelihara tutur sebagai jalinan persaudaraan yang merupakan kunci keharmonisan masyarakat.
Dari ketiga karakter umum dari suku Mandailing tersebut, kita dapat mengambil beberapa nilai yang tergantung didalamnya seperti peranan agama dalam hidup bermasyarakat merupakan gambaran sistem sosial yang terdapat disuatu daerah, kemudian pentingnya nilai kesopanan dan kesantunan dalam hidup bermasyarakat merupakan kunci keharmonisan masyarakat dalam suatu daerah, tetapi terlepas dari nilai positif pandangan Etnosentris sebenarnya tidak patut untuk diterapkan, karena dikhawatirkan dapat menyinggung budaya lain yang mengakibatkan pengikisan terhadap keharmonisan masyarakat yang tinggal disuatu daerah suku Mandailing.
Ucapan terimakasih kepada pembaca yang berkenan meluangkan waktu untuk mengenal sekilas tentang suku yang ada di pulau Sumatera Utara Indonesia. Artikel sederhana ini merupakan yang pertama dipaparkan sebagai latihan menjadi author yang baik. Semoga kesediaan blogger lainnya untuk memberikan saran dan kritik yang membangun untuk pembenahan bagi saya sebagai penulis pemula.
Indonesia sebagai negara yang dikenal dengan kekayaan suku, budaya, tradisi dan adat istiadat. Indonesia memiliki sebuah suku yang terkenal di kawasan pulau sumatera Utara, tepatnya kabupaten mandailing natal, kabupaten padang lawas utara, yaitu suku batak mandailing. Suku yang dikenal dengan budaya dan tradisi ysng unik serta masyarakat yang menjunjung tinggi nilai moral dan nilai sopan santun.
Suku mandailing bersamaan suku lainnya berimigrasi ke selatan sebelum kedatangan portugis dan belanda ke Sumatera Utara. Penjajahan merupakan penyebab suku Mandailing menjadi bagian dari suku Batak Toba. Akibatnya suku Mandailing melebur menjadi suku Batak Mandailing. Sejauh ini terdapat banyak marga yang diakui sebagai bagian dari suku Mandailing, 15 diantaranya adalah pulungan, Nasution, Lubis, Matondang, Rangkuti, Batubata, Marbun, Harahap, Marbun, Harahap, Dalimunthe, Hutasuhut, Siregar, Hasibuan, Daulay, Pane, dan Pohan.
KARAKTERISTIK SUKU MANDAILING
a. Masyarakat Sosial
Masyarakat mandailing dikenal sebagai masyarakat yang memiliki sosial yang tinggi. Sebagai masyarakat mayoritas penganut agama islam suku ini memandang kekerabatan sesama saudara seiman amatlah penting, Hal ini dapat dibuktikan dengan meninjau partisipasi masyarakat dalam menghadiri berbagai acara dan peristiwa yang terjadi di daerah pemukiman sukunya seperti menghadiri takjiah, mengadakan pengajian, menghadiri kemalangan(melayat), mengunjungi orang yang sedang sakit, dll. Tidak hanya dalam hal peristiwa dan keagamaan masyarakat ini juga cenderung saling tolong menolong dalam bercocok tanam, mereka biasanya ber gotong royong untuk memanen hasil ladang.
b. Masyarakat Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sebutan yang sesuai terhadap masyarakat suku mandailing. Etnosentrisme adalah sikap memiliki unsure-unsur bahwa kebudayaan lain dianggap asing, dengan kata lain mereka cenderung menganggap budayanya adalah budaya yang terbaik, pandangan ini sangat mempengaruhi masyarakat suku Mandailing bahkan mereka cenderung menganggap marga mereka yang paling dari marga lainnya, sebaliknya mereka menganggap seseorang dengan marga yang serupa akan dianggap sebagai saudara kandung atau sebagai orang yang baik dan terpercaya.
c. Menjunjung nilai sopan Santun dan tutur
Suku mandailing juga menjunjung sikap sopan dan santun sebagai hal yang penting. Kita bisa melihat hal ini ketika kita berjalan-jalan ke daerah pemukiman masyarakat suku Mandailing, kita akan menemukan beragam sapaan/tuturan yang digunakan masyarat seperti angkang, eda, tulang, dan banyak lagi. Bukan hanya itu jika kita salah seorang keturuna bermarga biasanya kita akan diajak mengenal silsilah keluarga, mereka menyebutnya martarombo. Hal itu bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan kita dengan orang yang bersangkutan, hal itu dikarenakan mereja sangat mempercayai dengan memelihara tutur sebagai jalinan persaudaraan yang merupakan kunci keharmonisan masyarakat.
Dari ketiga karakter umum dari suku Mandailing tersebut, kita dapat mengambil beberapa nilai yang tergantung didalamnya seperti peranan agama dalam hidup bermasyarakat merupakan gambaran sistem sosial yang terdapat disuatu daerah, kemudian pentingnya nilai kesopanan dan kesantunan dalam hidup bermasyarakat merupakan kunci keharmonisan masyarakat dalam suatu daerah, tetapi terlepas dari nilai positif pandangan Etnosentris sebenarnya tidak patut untuk diterapkan, karena dikhawatirkan dapat menyinggung budaya lain yang mengakibatkan pengikisan terhadap keharmonisan masyarakat yang tinggal disuatu daerah suku Mandailing.
Ucapan terimakasih kepada pembaca yang berkenan meluangkan waktu untuk mengenal sekilas tentang suku yang ada di pulau Sumatera Utara Indonesia. Artikel sederhana ini merupakan yang pertama dipaparkan sebagai latihan menjadi author yang baik. Semoga kesediaan blogger lainnya untuk memberikan saran dan kritik yang membangun untuk pembenahan bagi saya sebagai penulis pemula.
Komentar
Posting Komentar